Winter.

Nezu × Reader. #KujiranoKorawaSajouniUtau Fanfiction.

Day 14 of #SimpTember 2021.


“Astaga, tubuhmu dingin sekali [Name]!”

Tersentak kaget, sewaktu bahu dipegang oleh lelaki seusia dirinya. Menoleh ke sumber suara ditepisnya pelan menjauhkan tangan, lalu berkata demikian.

“Hm? Tentu itu salah mu,”

Dengan ucapan mengantung ia pun mengambil kesimpulan, memasang mode marah terhadap sosok lelaki tersebut.

“Kok malah menyalahkan aku? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan.”

Dia yang tak mengerti suasana apa yang sedang terjadi disini. Maka, dari itulah ia berkata seperti itu kepada sang gadis.

“Disini terlalu dingin, bodoh!”

Diselingi umpatan kasar, menuduh dengan suara menyeru. Merasa tak terima kini lelaki itu, menghentikan sosok [Name] yang mulai beranjak menjauhi dirinya.

“Berhenti memanggilku seperti itu, hei!”

Menolak hal seperti itu, jujur saja ia memang kesal. Namun, tangannya bergerak mengambil sesuatu dan memakaikan sebuah jubah ke tubuh [Name].

“Lagipula ini musim dingin, wajar saja dingin kau tahu?”

Melanjutkan sesuatu yang terpotong baru saja, ia menjelaskan seperti ia tahu bahwa yang dirasakan antara keduanya.

Dalam percakapan kali ini, Nezu yang merupakan lelaki tersebut. Ia tidak memahami arti musim dingin, pada awalnya.

Namun disebabkan suatu kejadian, ia mengetahui maksud terselubung dari gadis yang berada dihadapannya ini.

“Tunggu, ini kau yang membuatnya? Bagaiman-”

“Kau kalau terus bicara, mau kedinginan? Sudah tau tak tahan dingin. Kenapa nekat?”

“Ck! Iya, iya. Aku salah,” balas [Name] yang sepertinya kesal, jika musti berdebat dengan Nezu.

Secarik kehangatan tercipta, beberapa kali kelopak matanya menerjap pelan, terkadang mengedipkan beberapa kali.

Tidak mempercayai apa yang dilakukan oleh Nezu. Dengan tangannya yang ternyata menepuk-nepuk kepala [Name] lembut, kemudian memasangkan sesuatu.

“Nah, bagaimana sekarang? Sudah lebih baikan? Tidak dingin lagi, bukan?”

Ia ragu, bila sudah berhadapan dengan situasi canggung seperti apa yang terjadi kali ini. Semburat merah tipis di wajah [Name].

“Hm, sudah ... lalu, bagaimana dengan dirimu?”

Hanya tertawa pelan, merasa tak yakin dengan jawaban yang dikeluarkan. Menampilkan deretan gigi putihnya.

“Tentu saja, aku membuatnya lebih! Untukmu dan untukku, ahaha.”

Musim dingin dengan banyaknya ucapan.

Sensasi lembut, suatu seputih salju mulai menghujani kedua pasang insan yang beranjak remaja. Membiarkan keduanya berada dalam keheningan sesaat.