Shopping.
Tomoe Hiyori × Reader. Day 2 of #SimpTember 2021.
written by @faudiaryza (Rein).
#FanfictionArchives. #EnsembleStars © Happy Elements K.K, David Production.
Mentari mulai menemperdaya langit senja, tak membiarkan suasana hangat berganti menyejukan. Netra ungu membiarkan pandangan menatapnya, mahkota kepala yang tampak tersibak oleh angin tak membuatnya goyah.
“Huh [Name]! Kau lama sekali,” tuduhnya ketika menyadari bahwa ada terdengar suara panggilan, memanggil namanya itu.
Sudah tak heran dengan sifatnya yang begitu [Name] hanya mengulas cengiran. “Habisnya ada latihan tambahan, mau bagaimana lagi 'kan? Tunggu, kenapa menungguku?”
Membuang wajah ke sembarang arah, seperti membuang napas kasar. Bagaimana pun juga kesabaran adalah sesuatu yang pastinya. Tapi, keduanya ada waktu sabar tersendiri. “Bolos saja~”
Penolakan keras didapatkan, menggelengkan kepala adalah semisalnya. “Tidak-tidak! Aku tidak ingin semua hasil jerih payahku disia-siakan,” celetuknya membalas jawaban pemuda dihadapan.
“Oh, ayolah aku tidak ingin malam-malam! Sekarang kita pergi belanja tidak nerima penolakan, paham?”
Wajah kaget tertera disana, membuktikan dia tidak ingin tapi- sekarang mengangguk pasrah. “Mau belanja apa memangnya?” tanya [Name] entah kenapa dia sedikit penasaran tentang ini.
“Eh?! Bukanya aku sudah memberi tahukan kepadamu, warui hiyori.” Mengerang kesal kenapa chat pada handphone nya tidak dibaca. Lalu, kok bisa belanja pada akhirnya?
“Mmm, iya iya aku lupa. Hiyori, tidak menunggu lama tadi 'kan? Maaf sudah membuat menunggu,”
Tangan menepuk-nepuk bahu miliknya. Tangan itu adalah tangan Tomoe Hiyori sering Ia panggil Hiyori. “Apa-apaan itu? Kau membuatku menunggu sangat~ sangat lama!”
Menggaruk pipi tak gatal, jari berdansa ria disana. “Baiklah aku akan coba nurut belanja kali ini,” tutur [Name]. Tangan menelusuri surai milik [Name] ternyata berakhir mengacak-acak surainya.
“Bagaimana dengan ini? Tampak bagus dengan tubuhmu! Ii hiyori~”
Perhatian, ya ....
Wajah memerah mendengar perkataan Hiyori membuat [Name] sesaat salah bertingkah. “Huh! Perkataannya kenapa seperti itu? Tapi ya, bagus juga sih ....”
Dengan nada bergumam diakhir, Hiyori mengutarakan senyuman lebar pada wajahnya, sewaktu mendengar gumaman tersebut. “Kalau begitu ini saja, ya~ fufu.”
“Loh! Kok sekarang ditinggalkan?!”