Photo.

Chakuro × Reader. #KujiranoKorawaSajouniUtau Fanfiction.

Day 10 of #SimpTember 2021.


Berpikir siapa dan apa yang berada ditangan. Sebuah kertas terlihat terbang, dan dia memungutnya. Memperlihatkan sebuah gambaran, yakni sebuah foto. Namun, dia sama sekali tak tahu apa itu.

“Yo, Chakuro!”

Terdengar sapaan tidak asing baginya, guna melihat ia pun menoleh ke mana ada sosoknya. Dilihatnya seorang gadis, kedatangan menjadikan sudut bibir tertarik, membentu suatu senyuman kecil.

“Um, [Name]. Ada apa?”

“Tidak ada, aku hanya bosan~ huh? Apa yang kau pegang?”

Manik [Name] mengunci pandangan sesuatu yang dipegang oleh Chakuro. Rambut cokelatnya diterpa oleh angin, menjadikan berantakan semakin menjadi. Walau terasa terbang sedikit, dia tetap memegang sesuatu itu dengan baik.

“Anginnya kuat sekali ....”

“Sudah biasa, bukan? Ah, ya. Apa kau mengetahui ini, [Name]?

Ternyata gumaman kecil [Name] bisa terdengar, merasa dipanggil oleh lawan bicara, melirik dari ekor mata kemudian seutuhnya dialihkan ke hadapan. “Entahlah. Aku melupakannya, lagipula itu sudah lama semenjak aku berada disini ... jadi, aku lupa sesuatu itu.”

“Oi, kalian berdua! Apa kalian melihat foto yang terbang ke arah sini?”

Suatu suara teriakan, menjadikan keduanya menatap siapa yang memanggilnya. Walau hal tersebut bukanlah panggilan sebenarnya. “Eh?”

“Loh? Kalian memegangnya! Kembalikan sini,”

Merampas sesuatu ditangan Chakuro, menjadikan kedua netranya seketika berbinar. “Hei, apakah itu yang disebut foto?”

“Hah? Tidak sopan. Bagaimana kalian bahkan tidak tahu apa itu 'foto', yang benar saja?”

Saling menatap sama lain, tiba-tiba [Name] menepuk tangannya. “Ah aku ingat, jangan bilang itu adalah foto masa kecilmu?”

Mendengar hal tersebut, mendelik ke arah gadis tersebut. Entah mengapa tiba-tiba wajahnya memerah akibat malu. “Ck! Memalukan, dan kau sepertinya tahu?”

Hanya sebuah senyum kecil yang ia lakukan. Chakuro sendiri tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Masih ada banyak pemikiran, tentang foto tersebut.

“Itu adalah kertas namun, bisa memperlihatkan sebuah gambaran.”

“Hee, lalu bagaimana caranya itu? Apakah dilukis? Atau sesuatu yang lain?”

Memijat pelipisnya sudah lelah dengan beragam pertanyaan. Melirik ke arah [Name]. “Biar dia saja yang jelaskan, sampai jumpa.”

Sudah berbalik meninggalkan keduanya. Kurang ajar! Berbisik dalam hati, [Name] memberikan kata umpatan secara tak langsung.

“[Name] tidak melupakannya?!”

Bahkan bisa ia lihat bagaimana berkilauan, netra hijau tersebut. Secuil senyuman dengan satu mata menutup, dan jari telunjuk menyentuh bibir ranum miliknya. “Tentu saja itu adalah rahasia~”

“Oh, ayolah [Name]!”