Nasihat.

Original Fiction.

Batch 8; Day 5 of #MariMenulis 2022.


Sang wanita mulai berkacak pinggang, selayaknya Ibu-ibu yang sedang menasihati sang anak. Menatap lelah dengan keras kepalanya figur dihadapannya ini.

Mengapa bisa seseorang terfokus pada satu aktivitas saja, dan malah tak mengerjakan kegiatan yang lain? Inilah yang seorang Tsukihiko Shiyu herankan.

Dikata ia jenius, bisa melakukan apapun, tidak. Jangan salah, dia dianggap demikian akibat kelihatan selalu menopang buku dalam pelukannya.

Bukan dikira ingin terlihat sebagai kutu buku, apalagi penampilannya yang berkacamata itu menambah kesan khas seorang kutu buku, mungkin saja.

Begini-begini, ia masih punya pekerjaan lain untuk memperoleh kesenangan pribadi. Hanya saja seorang gadis, ya benar. Inilah topik penjabaran kali ini.

Hizafa Rein. Kerap dipanggil sebagai Rein. Seorang gadis yang usianya selisih setahun tahun terhadap dirinya. Terlihat sedang asik bermain game online.

Sejenak Shiyu mulai menghela napasnya panjang. Namun, entah mengapa Rein menyeletuk, “Kenapa menghela napas begitu panjang?”

Hah?

Jujur saja Shiyu kaget. Tanpa melihat, ah, mungkin karena suaranya juga kali, ya? Tetapi, yang benar saja! Ia sudah menasihati Rein untuk tak fokus akan game online yang dimainkan, malah tetap seperti itu.

“Hizafa Rein. Bisa tunda dulu, mainnya? Kamu punya banyak sekali pekerjaan hari ini. Ingat?”

Meneguk ludah, tidak tahu mengapa hawa dari suara milik Shiyu mulai sedikit tegas. Hal ini membuat Rein hanya sedikit menyengir, ketika menatapnya.

“Iya, deh. Sebentar lagi.”

“Sekarang, jangan pakai sebentar lagi.”

“Huh, baiklah.”