Liburan.
Original Fiction.
Batch 8; Day 6 of #MariMenulis 2022.
Pekan ini, kebetulan sekali ketiga saudara keluarga Hizamara sedang bepergian untuk liburan. Meskipun tanpa kedua orang tua, mereka tetap menikmatinya.
Sebab, yang mula kedua orang tuanya bisa, akibat panggilan pekerjaan secara mendadak membuat kecewa. Dikira akan ada momen untuk ketiganya, tetapi bagaimanapun juga tak sepantasnya untuk mengeluh.
Kala itu, mereka masih ditemani oleh dua pelayan. Menurut alasan si anak tengah, biar kelihatan ramai. Padahal, tanpa pelayan sudah kelihatan sekali ramainya.
“Ehem!”
Batuk yang dibuat, hanya untuk menambahkan kesan cool, selain membuat orang menatap ke arahnya. “Jadi, ayo bahas tentang liburannya.”
Belum apa-apa, sudah begini saja. Sang kakak tertua, Ryutatsu mulai menghela napasnya, dikala melihat sang adik.
“Ryutatsu-niisan, kita liburannya ke mana?” tanya si bungsu, menyentuh ujung pakaian milik Ryutatsu saat itu.
“Liburan ya, liburan aja. Kok dibuat ribet sih, kaliannya.”
“Fauraza, diam dulu.” Lantas Fauraza memalingkan wajahnya, cuek. Sang bungsu pun tak mau kalah, “Aku kan nanya Ryutatsu-niisan! Kenapa malah Fauraza-neesan, sih?”
Mereka—pelayan—yang telah bekerja di Keluarga Hizamara ini, pasti tidak akan asing mengenai kejadian seperti sekarang.
“Kalau begitu, Ryufa ingin liburan ke mana?” tanya Ryutatsu, seraya mengelus surainya lembut.
“Ehm, aku belum kepikiran ....”
“Huh? Lalu, Kak Ryu sendiri, mau liburannya mau ke mana?”
Ryutatsu menoleh kala Fauraza menyeletuk. “Teater, sih. Tetapi, kan kalian berdua juga ikutan. Pasti, Ryufa yang nanti langsung bosan,” jelasnya.
“Ide bagus! Oh, aku kepikiran sesuatu, kalau pameran gimana? Pameran apa aja bebas, sih. Tapi apa itu juga termasuk liburan?”
“Anggap saja jalan-jalan.”
Oh, bukan. Itu bukanlah ketiganya, melainkan salah seorang pelayan mereka yang menyeletuk. Spontan sadar apa yang dikatakan, ia segera meminta maaf atas kelalaiannya dan malah menyela percakapan.
Namun, masukan tersebut diterima oleh Ryutatsu. Sesuai katanya bukan ide yang buruk. Kedengaran hal ini seperti kemenangan bagi Fauraza sekarang. Tapi, Ryufa sebagai yang paling bungsu pun tak merasa bahwa ia menang atau kalah.
Selagi bisa menikmati liburan bersama, kenapa tidak?