Late.
Fushimi Yuzuru × Reader. Batch 9; Day 2 of #MariMenulis 2022.
written by @faudiaryza (Rein).
#FanfictionArchives. #EnsembleStars © Happy Elements K.K, David Production.
Dia duduk menunggu sosok yang mengajukan janji kepadanya. Sudah lewat beberapa menit dari jam pertemuan mereka, lantas pemikiran mulai kalut tentang apakah ada musibah yang terjadi?
Segera menepis pemikiran negatif itu, ia mencoba menetralkan napasnya. Selayaknya biasa, dalam kondisi seperti ini diperlukanlah untuk ia tetap tenang.
“Ah, maafkan saya. Apakah saya terlambat?” tutur kata halus itu, menyapu area pendengaran.
Lekas manik fuchsia itu mulai menatap lekat dirinya, sembari mengutarakan senyum tipis disana. Ia berujar, “Tidak masalah. Kalau diperbolehkan bertanya, apakah ada sesuatu kejadian yang menghambat?”
Gadis itu; [Full Name] tertunduk, seraya menganggukinya. Rupanya sesuai tebakan dari lelaki tersebut, Fushimi Yuzuru. Meskipun ia telah mengabari majikannya, tetap saja terbesit rasa khawatir akan hal yang menimpa kedepannya.
Yuzuru berdiri. Mempersilakan [Name] untuk segera duduk di kursi yang ada didepannya. “Duduklah terlebih dahulu,” sahutnya. Walau canggung masih dapat ia rasakan, sudah sepantasnya ia memulai percakapan sekarang.
“Baiklah ..., apakah bisa kita bicarakan sekarang?” tanya [Name], memberanikan diri.
Namun, dering ponsel milik Yuzuru seketika berbunyi. Membuat pemiliknya lekas izin untuk mengangkatnya. Netra milik [Name] sempat menatap, kalau rupanya terdapat nama majikannya dia, Himemiya Tori.
Tentu saja, [Name] mengizinkan. Ini pula juga balasan untuk dirinya yang terlambat. Sekaranglah giliran dia yang merasakan menunggu seseorang itu.
Tak lama setelah percakapan dari ponsel berlangsung. Tidak disangka ada urusan yang membuat mereka harus membatalkan janji. [Name] hanya mengukir senyum simpul, seraya berkata, “Tidak perlu dipermasalahkan. Saya paham pekerjaan Anda sekarang.”
Tidak tahu kenapa, malah terlihat merasa bersalah. “Baiklah, kalau [Last Name]-san merasa tidak masalah. Saya pamit undur diri, permisi.”
Menatap lelaki tersebut dari kejauhan. Napasnya sedikit tercekat. Alhasil, dia pun tidak mengucapkan kalimat perpisahan maupun berjumpa kembali.
Dipikir kembali [Name] memang mengetahui pekerjaan Yuzuru sebagai pelayannya Tori. Tentu saja ia menghargai hal tersebut. Bahkan, ia awalnya merasakan kalau tidak mungkin Tori akan memperbolehkan pelayannya berada jauh dari dirinya.
Yuzuru pun tidak mengatakan apapun mengenai apa yang perlu dilakukannya, selain ia harus segera kembali sebab Tori membutuhkannya. Jujur saja, sedikit tidak biasa. Tetapi, mau apa dikata, [Name] tidak mempunyai hubungan lebih dengan mereka.
Oh, sebentar. Rupanya ini merupakan perpisahan terakhir mereka. Karena, [Name] itu orangnya cukup lemah dan inilah penyebab kenapa ia bisa terlambat tadi.
Napasnya kembali menjadi tidak beraturan, bahkan mungkin dia sedikit demi sedikit sulit bernapas. Padahal, kalau tampak luar ia masih kuat, malangnya tidak demikian.
[Name] pula, seketika pingsan di tempat tersebut. Ia telah bisa dikatakan tidak mampu menyeimbangkan tubuh. Dia sekarang telah berada dikondisi yang paling parah.