Hujan.

Original Fiction.

Swept away by the rain.


Rintik-rintik hujan mulai membasahi topi yang sedari tadi berada pada kepalanya.

Tanpa kalut untuk mencari tempat teduh, iris mata masih sempat-sempatnya menengadah ke atas langit yang tidak berwarna seperti tadi.

Sebelum warna biru itu menghilang, kini digantikan awan bergumpal. Kakinya masih sempurna berpijak di atas trotoar.

Membiarkan guguran demi guguran daun itu tersapu oleh hujan, meskipun hujan tersebut tak begitu juga deras.

Pada akhirnya diri mengambil langkah untuk berteduh, hanya saja sedikit miris bahwa topi telah sempurna dibuat basah.

“Ah, sungguh. Tidak ada bagusnya sama sekali, apa aku buang saja ya ini topi?”