Head Pat.
Aoba Tsumugi × Fem! Reader. Story Request!
Comfort between two people. written by @faudiaryza (Rein).
#FanfictionArchives. #EnsembleStars © Happy Elements.
Musim gugur surut bergantikan musim dingin menyertai. Dalam kedinginan, kehangatan akan tercipta sedemikian rupa. Entah bagaimana caranya, setidaknya itulah cara mengalirkan kehangatan tersendiri tuk seorang pasangan.
Derap langkah kaki yang berpaduan dengan aspal, sekaligus salju disekelilingnya. Membuat udara dingin pada malam hari ini, terasa sangat dingin bila dibandingkan dengan pada siang harinya.
Menunggu kedatangan seseorang, lantas diri seseorang itu muncul dengan tergesa-gesa. Deru napasnya tak karuan, menjadi gumpalan uap panas dalam musim saat ini.
Wajah yang terlihat memerah pada figurnya, segera disembunyikan dengan syal yang menggantung pada leher diri. Memainkan jari, langsung menunduk meminta maaf atas keterlambatan sosoknya kini.
“Maaf, Tsumugi-san!” Sedikit gugup, namun lelaki yang dipanggil namanya itu, Aoba Tsumugi, menggaruk-garuk pipinya, kebingungan. Sebelum awalnya langsung panik melihat sang gadis di hadapan, meminta maaf seperti apa yang dilihat olehnya saat ini.
“Ahaha, tidak apa-apa. Aku juga baru saja tiba, [Name]-chan,” sahutnya.
“Eh? Ahh, begitu … 'kah?” Sementara itu dibalas anggukan kecil lagi, oleh Tsumugi. Entah mengapa hal tersebut, membuat gadis yang dipanggil sebagai [Name], merasa tidak enak.
Keduanya berakhir canggung, namun, sekilas [Name] mengingat sesuatu. “Oh, iya. Tsumugi-san, karena tanpa pikir panjang … maafkan aku, mengajak dirimu pergi tiba-tiba seperti ini,” ujar [Name] mulai memasang raut wajah sedih juga bersalah.
Tsumugi segera melirik ke arah [Name]. “Tidak, tidak! Aku sedang tidak sibuk kok, ahaha …. ♪” Memicing mata menatap curiga, walau pada akhirnya [Name] menyerah dengan ekspresi yang dibuat Tsumugi saat itu.
“Benar, ya? Aku tidak ingin mengganggu waktu sibuk, Tsumugi-san … soalnya.” Tsumugi terdiam, kemudian tertawa kecil, mendengar perkataan baru saja dituturkan oleh [Name].
“Ahaha, tidak masalah … lalu, ngomong-ngomong [Name]-chan tidak sedang sibuk, 'kan?” Sejenak diam, dengan cepat langsung menggelengkan kepala. Mulai menggerutu pelan, “Kalau aku sibuk, mana mungkin aku pergi dengan Tsumugi-san, sekarang.”
“Jadi, [Name]-chan … sekarang, kita akan pergi ke mana?” tanya Tsumugi pada akhirnya. Meski sedari tadi, alur pembicaraan terasa begitu lama, namun terasa hanyut ke dalam percakapan.
Melirik dari ujung matanya, ah, dia melupakan hal tersebut. “Err, ke taman? Ah, tidak. Pasti telah tertutup oleh salju, hm ….” [Name] memegang dagunya, kebingungan.
“Ehh?” Tsumugi sendiri, sedikit tak menyangka bahwa [Name] belum menentukan tempatnya akan pergi ke mana. Bergumam pelan, mengira-ngira pergi ke tempat apa.
“Oh, bagaimana jika kita ke perpustakaan? Kebetulan, kita ada tugas kelompok, bukan?” Pada awalnya, [Name] terkejut. Dari sekian banyaknya, kenapa harus perpustakaan? Tempat lain ada, tahu!
Begitu pikirnya, hanya saja langsung sirna ketika dilanjutkan dengan perkataan selanjutnya. “Aaa, aku lupa hal itu ….” Memalingkan wajah, bagaimana ia bisa melupakan hal tersebut.
Tiba-tiba saja, sebuah tangan menepuk kepala milik [Name]. Saat itu langsung [Name] mendelik kaget dengan pandangan ke arah Tsumugi. Ah, Tsumugi menepuk-nepuk kepalanya. Entah kenapa sekarang ia merasa malu dengan apa yang terjadi.
“Tidak apa-apa, [Name]-chan. Pengumpulannya masih besok, kok,” sahut Tsumugi masih dalam posisinya.
Sekiranya manik mata kosong menatap. Dia tak kepikiran hingga sekarang, sampai Tsumugi mengatakannya saat ini. Dan yang membuatnya kaget, hingga berteriak tanpa sadar. “Eh? Besok. Aaaa.”
“Haha, [Name]-chan kita masih bisa mengerjakannya sekarang, kok.”
Semula [Name] menyembunyikan wajahnya, lantas menatap kembali ke arah Tsumugi. Air matanya, entah kenapa mengalir. “Huwa, Tsumugi-san! Aku tidak tahu,” tuturnya lagi.
Tsumugi tiba-tiba dipeluk oleh [Name], entah kenapa kembali meletakan tangannya diatas kepala. Menepuk kepalanya perlahan, “Wakatta. Nanti kita kerjakan bersama, [Name]-chan, mau 'kan?”
— Fin.