Flowers.
Liontari × Reader. #KujiranoKorawaSajouniUtau Fanfiction.
Day 16 of #SimpTember 2021.
“Hee~ kau tidak mau menerimanya?”
Dengan tatapan seperti itu, tak mungkin [Name] bisa menolak. Bahkan jika ia bisa menolak, sayang tak seindah apa perbuatan nekat yang telah lama dilakukan.
Tak mau bila terjadi apa-apa lagi, terlebih tubuhnya sendiri. Takut-takut berbicara, padahal ia tak juga lebih tua. Mereka hanya memiliki umur yang tak jauh, bisa dibilang selisih tepatnya.
“Ba-baiklah. Aku akan terima,” ucap [Name].
Sejujurnya ingin sekali menolak hal tersebut. Tapi naas sudah aset berharga miliknya, bila ia tak mau. Dia masih ingin tetap hidup walau bagaimana pun caranya, ia akan lakukan.
“Kau berbohong? Bilang saja, kalau kau sama seperti mereka. Menjadi 'manusia' pemilih itu tak seindah yang dipikirkan lho,” bisiknya entah kapan, telah berada didekat telinga, keberadaan ia.
Tersentak kaget, ia mulai mengambil langkah menjauh. “Aku tau itu, tapi aku akan tetap menerimanya kalau kau sudah memaksa seperti ini ....”
“Oh ya, apakah aku memaksamu? Aku tidak tahu~”
Tidak menjawab, sungguh ingin dia mengambil kata-kata tersebut. Tak mau menjadi lebih terpuruk maka dikatakan lah seperti itu.
“Apa kau emosi~? Ahaha, aku benar-benar tak mengerti. Bagaimana bisa orang sepertimu bisa hidup dengan kondisi seperti itu, hm?”
Padahal berada didalam jangkauan beberapa puluh senti, tapi sosok ia mendekat hingga jarak diantara mereka hanya beberapa senti.
“Apakah kau mengira aku suka padamu, tadinya? Kau salah besar~ [Name].”
Tidak tahan dengan semua hal ini, dia memotong ucapan sosok dihadapan. Emosi telah mengambil alih dirinya sekian waktu, entah sedari kapan.
“Karena kau memberikannya seperti itu, Liontari. Lagipula sepertinya kau sepertinya tak sadar bahwa, bunga yang kau ambil sama persis warnanya dengan rambutmu.”
“Hm? Aku sadar, kok. Karena itu agar kau bisa mengingatku kapanpun dan di mana pun.”
Benar, itu adalah bunga berwarna merah muda disetiap helai kelopaknya. Seperti warna surai milik Liontari sendiri. Menenangkan diri dengan jawaban seperti itu.
“Aku mengerti, kalau Liontari mengkhawatirkan ku begitu?”
“Entahlah.”